Trans7
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Trans 7 2013.svg Logo Trans7 sejak 15 Desember 2013 Diluncurkan 25 November 2001 (sebagai TV7) 15 Desember 2006 (sebagai Trans7) Pemilik Kompas Gramedia (2001-2006) Trans Corp (2006-2013) Trans Media (2013-sekarang) Format gambar 1080i HDTV 16:9 (diturunkan jadi 576i 16:9 untuk feed SDTV) Slogan Cerdas, Tajam, Menghibur dan Membumi (2006-2008) Aktif, Cerdas dan Menghibur (2008-sekarang) #IniBaruTrans7 (2019-sekarang, sekunder)
Wilayah siar Nasional Kantor pusat Gedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia Nama sebelumnya TV7 (2001–2006) Saluran seinduk Trans TV (2006-sekarang) CNN Indonesia (2014-sekarang) CNBC Indonesia (2018-sekarang) Situs web www.trans7.co.id Ketersediaan Nasional Terestrial Analog dan digital lihat #Transmisi Satelit Telkom-4 3906/H/6250 (MPEG-2/SD) 3888/H/9600 (MPEG-4/HD) MNC Vision 110 Transvision 801 (HD) 852 (SD) K-Vision 107 Nex Parabola 108 Kabel First Media 8 IPTV IndiHome 105 (SD) 925 (HD) MNC Play 110 Biznet Home 17 MyRepublic 551 Televisi Internet Live Streaming melalui website website Trans TV UseeTV Trans7 Trans7 (sebelumnya bernama TV7) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia.
Trans7 yang terhadap awalannya memakai nama TV7, melakukan siaran perdananya secara terestrial di Jakarta terhadap 25 November 2001 pukul 17:00 WIB. Pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans Corp menjajaki kerja sama strategis bersama dengan mengakuisisi saham TV7 dan melakukan relaunch (peluncuran ulang) terhadap tanggal 15 Desember 2006 pukul 17:00 WIB memakai nama baru, jadi Trans7. Pada tahun 2017, Trans7 memegang hak siar berlisensi dalam ajang Piala Dunia FIFA 2018 bersama dengan Trans TV dan Transvision.
Awalnya, Trans7 tidak direncanakan "dilahirkan" bersama dengan nama TV7, melainkan bernama Duta Visual Nusantara Televisi (atau disingkat DVN TV) yang lisensinya dikeluarkan terhadap 12 Oktober 1999 oleh Departemen Penerangan bersama dengan 4 televisi swasta nasional lain (Trans TV, PRTV, Global TV dan MetroTV). TV baru ini dimiliki oleh H. Sukoyo, seorang entrepreneur tambak udang dari Jawa Timur. Namun, kemudian Sukoyo memutuskan untuk menjual lisensi pendirian televisi miliknya kepada group Kompas Gramedia sebesar 80%. Tercatat Kompas Gramedia menguasai TV ini melalui tiga perusahaan miliknya: PT Teletransmedia (48%), PT Transito Tatamedia (38,7%), dan PT Duta Panca Pesona (3,3%). Sementara itu, Sukoyo cuma menguasai sekitar 1% dan 9% sisanya dipegang oleh dua individu lain.
Sukoyo sendiri rupaya kemudian memperoleh keuntungan besar dari penjualan ini dan kemudian mendirikan TV swasta lisensi dari Uni Emirat Arab di tahun 2005, yaitu TV Anak Spacetoon.
Nama stasiun TV baru itu, yang awalannya direncanakan bernama DVN TV, kemudian diganti jadi TV7 yang didirikan terhadap 2 Maret 2000 berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat bersama dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000 yang sahamnya lebih dari satu besar dimiliki oleh Kompas Gramedia. Pada tanggal 25 November 2001 keberadaan TV7 udah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Logo TV7 sendiri diambil kesimpulan sebagai lambang dari "JO" yang merupakan singkatan dari Jakob Oetama, pemilik TV7. TV7 dan Al Jazeera TV7 jadi dikenal masyarakat terhadap triwulan pertama 2003.
TV7 merelai siaran Al Jazeera secara langsung setiap harinya sepanjang invasi Amerika Serikat ke Irak berjalan melalui tayangan berita bertajuk "Invasi ke Irak". Langkah TV7 ini diikuti oleh ANTV yang merelai siaran stasiun televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya, ihwal invasi Amerika Serikat ke Irak.
Masyarakat Indonesia secara lazim menyongsong baik cara TV7 ini, lebih-lebih bagi pihak yang kurang setuju bersama dengan "kebenaran" sarana Barat. Meski beredar kabar Megawati mendesak TV7 supaya menghentikan relai siaran Al Jazeera, humas TV7 saat itu, Uni Lubis, membantah kabar itu. Bahkan, Uni menegaskan bahwa relai senantiasa diteruskan dan gangguan-gangguan dalam relai selanjutnya konsisten di atasi.
Pergantian nama dan logo Logo pertama Trans7 (15 Desember 2006 – 15 Desember 2013). Pada tanggal 15 Desember 2006 (bertepatan bersama dengan kembali tahun Trans TV yang ke-5) pukul 19:00 WIB, TV7 merubah logo dan namanya jadi Trans7 setelah 55% sahamnya dibeli oleh Trans Media terhadap 4 Agustus 2006, yaitu bersama dengan merubah kata "TV" jadi "Trans". Meski pergantian ini terjadi, namanya senantiasa memakai angka 7. Sejak itu letak logonya pun diubah pula, dari posisi yang kebanyakan di sudut kiri atas jadi sudut kanan atas supaya letak logonya sama bersama dengan Trans TV yang letak logonya senantiasa di sudut kanan atas.
Layaknya logo Trans TV, logo Trans7 kali ini juga terinspirasi dari batu, yaitu safir persegi panjang berwarna biru, bersama dengan arti ketegasan, sifat yang kuat, dan juga kepribadian bersahaja yang akrab dan ringan beradaptasi. Batu safir juga dianggap lambang keindahan yang tidak lekang oleh waktu.[10] Menjadi Trans7 Berdasarkan kutipan dari buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong, terhadap 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corpora formal membeli 55% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.
Jakob Oetama sebagai Presiden Direktur Kompas Gramedia juga menyetujui kerja sama bersama dengan Trans TV karena adanya kesamaan kultur yang dipegang oleh ke-2 belah pihak, yaitu adanya kesamaan pada visi dan misinya. Proses kerja sama pun berjalan bersama dengan cepat yang diikuti oleh Rapat Umum Pemegang Saham terhadap hari yang sama. Kantor Trans Media di Jakarta. Selain itu, melalui kerja sama bersama dengan Trans TV. Manajemen pun secara langsung diganti. Agung Adiprasetyo yang kini ditunjuk sebagai CEO Kompas Gramedia pun ditunjuk sebagai Komisaris Trans7 hingga kini. Seiring bersama dengan berjalannya waktu, redaksi dan kantor pun secara berangsur-angsur tukar dari Wisma Dharmala Sakti (sekarang Intiland Tower) di Kawasan Soedirman, Jakarta Pusat dan juga di Cawang, Jakarta Timur ke Gedung Trans TV. Dengan dilaksanakannya re-launch terhadap tanggal 15 Desember 2006, TV7 formal bergeser nama jadi Trans7 sekaligus menjadikan hari jadi Trans7.
Semua operasional dan teknisi juga digabung bersama dengan Trans TV sebagai usaha kurangi ongkos operasional yang mencapai Rp 15 miliar per bulan. Kesuksesan Trans7 Berbeda bersama dengan saat jadi TV7, juga jadi 2007, keuntungan yang dicapai Trans7 udah memasuki puncaknya. Bahkan, menurut buku Chairul Tanjung si Anak Singkong pun, keuntungan Trans7 bisa mengalahkan Trans TV sebagai saudaranya sendiri. Dan, berkat keuntungannya, Trans7 menyewa gedung sendiri meski udah join bersama dengan Trans TV.
Pertengahan tahun 2011, Trans7 punya gedung sendiri yang lokasinya berada di seberang gedung Trans TV. Gedung yang ditempati Trans7 itu awalannya adalah bekas gedung Sampoerna. Di gedung berlantai lima itu, terdapat studio berita dan lebih dari satu divisi yang sebenarnya terpisah dari Trans TV. Namun untuk meja direksi dan komisioner, dan juga lebih dari satu divisi menetap satu gedung bersama dengan Trans TV karena efisiensi dan juga mobilitas.
Kantor Trans7 yang terpisah dari Gedung Trans TV Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dengan dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara formal meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan supaya masyarakat di seluruh lokasi Indonesia bisa menyaksikan acara paling baik dan berkwalitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal bersama dengan gambar yang lebih tajam dan jernih dari televisi analog, tanpa perlu ongkos layaknya televisi berlangganan (hanya sekali bayar untuk membeli antena dan dekoder).
Yang paling utama dan terutama masyarakat udah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka hadapi ASO (Analog Switch Off) yang dapat diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam saat dekat ini.[12] Perubahan logo Trans Media, sebagai sarana terdepan di Indonesia yang senantiasa terus menerus menghadirkan karya penuh inovasi dan jadi trendsetter untuk Indonesia lebih baik udah punya identitas baru. Minggu, 15 Desember 2013 Trans7 meluncurkan logo baru bersamaan bersama dengan kembali tahun Trans Media yang ke-12.
Logo bersama dengan lambang "Diamond A" di tengah kata Trans7 merefleksikan kekuatan dan motivasi baru yang mengimbuhkan ide bagi seluruh orang di dalamnya untuk membuahkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri dan juga kepemimpinan yang kuat. Masing-masing warna dalam logo ini punya arti dan filosofi.
Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia. Sedangkan kronologis warna hijau melukiskan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, dan juga punya ketangguhan sejarah bangsa. Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus melukiskan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang handal dan punya harapan tinggi.
TRANS7 |
Yang terakhir adalah kronologis warna ungu, melukiskan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang senantiasa dipuja dan dihargai sepanjang masa. Semua kronologis warna yang mempunyai kandungan arti cerita di dalamnya, menyatu bersama dengan selaras dan membentuk lambang yang utuh, kuat dan bersinar di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dimengerti arti dari logo baru Trans7 ini jadi tanda yang menyuarakan sebuah motivasi dan perjuangan untuk mencapai keistimewaan yang tidak ada banding jadi dari saat ini hingga jaman mendatang.
PERKENALKAN, NARDIDESIGNS adalah usaha advertaising di bidang jasa desain grafis,kami mengerjakan berbagai macam jasa ,antara lain - Jasa pembuatan logo - Jasa pembuatan ilustrasi,back graund _ Jasa pembuatan animasi - Jasa pembuatan seni likis baik canvas,maupun pensil dll untul lebih lanjut silahkan hubungi kami di situs resmi designs .
www.nardidesigns.com
Posting Komentar
0 Komentar